Friday, March 11, 2011

HIKMAH KEMATIAN

Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Sumber dari :http://www.harunyahya.com/indo/artikel/042.htm


CERITA TENTANG KEMATIAN SAUDARAKU

1) Siti Mislikah Binti Mohd Nor

   Nama diatas adalah kakak kandung ku yang mengidap penyakit buah pinggang, waktu itu aku berusia   13 tahun dipetang hari ia meminta bantuanku untuk mengurut betisnya yang kebas ,dalam kelekaan aku mengurut betis kakaku tiba2 dia melontarkan penyataan yang tak mampu aku jawab;    YUS'''  KALAU BESOK AKU MATI KAU JANGAN MENANGIS..............kata kata yang tak mungkin aku lupakan. Namun kenyataan yang harus aku terima pada keesokan harinya sedang aku mengurut kakinya tiba2 dia meraung kasakitan yang teramat sangat ...aku yang telah diberi amanat semalam dan hanya mampu terdiam (aku keluar dari rumah tak sanggup melihatnya menaggung kesakitan) selapas mendapatkan adik2 aku kembali ternyata kakaku telah selamat berhadapan dengan sakaratul maut petang itu.

2)Baharin Bin Kamarulzaman

Pada tahun 1995 ,setelah sekian lama tidak berjumpa sahabat karib datang bertandang kerumah menyatakan rindu dan hasratnya membawa aku berjalan2 disekeliling kampung katanya; YUS''AKU RINDU LAMA sudah tidak bertemu...tak sangka sahabat ku melepaskan rindu terakhirnya pada ku kerana terlibat dalam kemalangan jalan raya dan meninggal dunia.

3)Rahim Hanizam Bin Mohd Zin

Setelah seharian berjalan2 dengan niat belanja sahabat karibku..
Dalam perjalana pulang menaiki bas SUM ,sambil berbaring diatas ribaku dia menyatakan;''YUS..MALAM NIE AKU AKAN PERGI JAUH''KAU JANGAN IKUT....Tak disangka memang dia pergi jauh setelah dia terlibat dalam kemalangan dan menyababkan kematian pada malam itu.

4) Shahrul


Setelah seharian berjalan2 dengan niat menemani sahabat ini yang katanya nak melawat semua saudara saudaranya dan kakak angkat.
Sempat juga aku mamabawa pulang tembikai sebagai buah tangan yang diberikan oleh kakak angkatnya bi BERANANG ....Tak disangka itulah kali terakhir aku menemuinya setelah dia pergi jauh terlibat dalam kemalangan dan menyababkan kematian pada esok harinya.

5) Sariah Binti Jimun

Ini adalah EMBAH (Nenek) yang dulunya tempat aku bertanya akan cerita2 lama, sewaktu dia dalam keadaan sakit dia membisikan ke telinga ku ....YUS''TOLONG  EMBAH  YE.. ayat nie amat menyusuk apabila dikenang waktu itu.Pada esoknya EMBAH melepaskan nafas terakhir kini semua dalam kenangan.

6) Tarik lahir menyamai hari kematian kenalan.

6.1) 13 APRIL .... ( GURU AL QURAN )
6.2) 13 APRIL .... ( PAK CIK SEKAMPUNG )
6.4) 13 APRIL 2010 ( SAHABAT KARIB HCPM )
6.4) 13 APRIL 19.. ( BAPA HASRIZAL saifulislam.com)

al fatihah..

Wahai saudara saudaraku yang telah kembali kudoakan kalian senatiasa dirahmati ilahi diberi keampunan dan syafaat nabi kita MUHAMMAD SAW ,Dan aku akan menyusul suatu hari nanti... dan aku harapkan perkara ini akan senatiasa menjadi taulada dalam menjalani hidup seharian...ALHAMDULILLAH AKU SENANTIASA DIBERI PERINGATAN TENTANG KEMATIAN SECARA KHUSUS.
AMIN ALLAHUMA AMIN.





Wednesday, March 9, 2011

CINTA ILAHI

Cinta terlarang kerana Allah??

“Siti Syazwani. Happy Birthday! Semoga kamu akan sentiasa dirahmati Nya… All the best in everything you do… Jaga diri & iman baik-baik yea~… -Amin, UK-”
Aku mencapai telefon tanganku dan membelek-belek SMS ucapan hari lahir yang diterima minggu lepas. Cukup ringkas. Namun, aku masih tertanya-tanya mengapa Amin hanya mengirimkan SMS sahaja kali ini? Jika tidak, tahun-tahun sebelum ini pasti sudah ada kad besar dan bermuzik akan tiba beberapa hari sebelum hari lahir ku. Dah la pakai nombor orang lain, siap tulis nama penuh aku pula tu. Tak pernah pula dia tulis macam ni… Ish, hati mula ragu-ragu. Menyangka sesuatu yang tak baik sedang berlaku.  Adakah dia sudah ….? Argh, tak mungkinlah! Dia dah kata takkan ….
Aku teringat ketika dia pulang bercuti pada musim summer tahun lepas. Namun, sebelum itu aku sudah rasa banyak perubahan berlaku pada dirinya. Dia telah mula banyak memberi nasihat-nasihat baik ketika kami berhubung samada melalui telefon, SMS, email, YM dan juga friendster. Dan ketika itu, aku mendapat cuti seminggu dan telah bercadang untuk turun ke KL dengan kakak melawat saudara-mara, dan sambil-sambil itu bolehlah juga berjumpa dengan si Amin. Setahun sekali tak salah rasanya. Melepas rindu la sedikit. ‘Boring’ juga kalau asyik berhubung melalui telefon saja. Lagipun Kuantan-KL sekarang boleh travel dalam 3 jam 1/2 dah. Ulang-alik setiap hari pun boleh.
Di KL, aku telah menghubunginya dan cuba mengajak untuk berjumpa. Dia menolak ajakan aku untuk keluar berjalan-jalan daripada pagi sampai ke petang. Dia hanya boleh berjumpa dengan ku seketika sahaja pada petang hari. Walaupun dia beralasan sibuk, tapi aku tahu dia taklah sesibuk mana. Nak tak nak, aku terpaksalah menerima sahaja cadangannya. Asal boleh berjumpa, ia sudah cukup bagi aku. Dan petang itu kami taklah ke mana-mana sangat. Ronda-ronda sahaja dengan kereta Wira kesukaannya itu. Selepas solatAsar di Masjid Wilayah, Amin membawa aku ke sebuah restoran dan kami makan ‘early dinner’ di situ. Kemudian, satu detik yang agak ‘mengingatkan’ bagi aku adalah sewaktu kami dalam perjalanan menghantar pulang aku ke rumah saudaraku… Dia ada bertanya “Apa beza kita dengan diaorang kat situ tu ye?” Amin menunjuk-nunjuk ke arah beberapa pasang ‘couple’ yang sedang lepak berdua-duan di tempat-tempat duduk sepanjang sebuah taman. Aku tergamam sekejap. Huh. Agak menduga, tapi ’simple’ saja. “Ala, kita ni baik sikit. Tak ada pegang-pegang. Tutup aurat elok. Sampai waktu solat, kita solat. Erm… Islamik sikit la pendek cerita!.” “Hmm..” Amin hanya mengangguk-angguk. “Dalam Islam ada ke macam ni?” Amin menduga lagi. Erk… Semakin terkesima aku dibuatnya. Kali ini aku terus diam terpaku. Aku tahu dia lebih banyak tahu selok-belok masalah benda-benda macam ini. Kalau aku jawab lagi, mesti dia ‘counter’ lagi. Huh. Diam sahaja lah! “Erh, abaikan je lah. Saja je saya tanya…” Amin cuba menyedapkan hati.
Tidak lama selepas Amin terbang pulang semula ke UK untuk menyambung sesi pelajarannya yang baru, dia ada menghantar satu email kepada ku untuk menerangkan kedudukan dan tujuan dia bertanya akan hal itu. Aku sudah mula faham sedikit-sebanyak yang aku perlu mengawal hubungan yang masih tidak ‘rasmi’ ini. Dan sejak daripada itu dia tidak pernah langsung menelefon aku. SMS pula hanya bertanyakan tentang pelajaran sahaja. Itu pun boleh dibilang dengan jari. Namun, aku bersyukur dan gembira kerana dialah yang membuat aku berubah untuk jadi lebih baik dan lebih faham Islam. Jika dulu pakaian aku agak ketat dan singkat, kini sudah banyak yang labuh dan longgar aku beli. Tudungku pun pernah ditegurnya agar melabuhkan ke bawah dada. Dialah yang memperkenalkan padaku apa itu usrah dan dakwah. Dia juga ada berpesan – ‘Jaga hubungan dengan Allah tu lagi penting. Insya Allah, kemudian Dia akan jaga hubungan kita.’
Jadi, apakah yang akan berlaku selepas ini? Hatiku masih tak tenteram memikirkan SMS ucapan hari lahir itu. Macam-macam sangkaan buruk bermain-main dalam hati yang mula busuk ini. Aku masih setia menanti kepulangannya. Dan aku yakin dia juga setia pada aku. Aku tak pernah memikirkan lelaki-lelaki lain selain dia. Dan aku yakin dia juga tak pernah nak menggatal dengan perempuan-perempuan lain. Dia taklah seperti kebanyakan lelaki yang ‘playboy’ pada masa kini.Ops! Mungkin agak kasar untuk berkata sedemikian.‘Tuuut. Tuuut…’ Nada dering SMS berbunyi. Nombor Amin yang terpapar. “Esok free tak? Boleh kita chatting?” “Boleh… Saya free je.” jawab aku ringkas. Erm, mesti dia saja nak buat ’surprise.’ Aku dah agak dah, takkanlah dia hantar SMS saja untuk ‘wish birthday’ aku. Keyakinan aku mula bertambah. Dia masih sayang padaku. “Ok.Tq…” balasnya pula. Keesokannya, aku menanti awal dia online. ‘Tuk. Tuk. Tuk..’ Amin has signed in. Oh, tepat sungguh waktunya…
Amin: assalamualaikum wbt.
Wani: wsalam…
Amin: apa khabar? sihat? iman baik?
Wani: alhamdulillah… sihat2..=) awak?
Amin: alhamdulilah… baik2 juga… iman selalu turun naik sejak kebelakangan ni… tp takpe, ok je semua
Wani: awak tak balik ke tahun ni? btw, thanks for the bday wish last week…
Amin: welcome… tak balik. byk kerja sket tahun ni… lagi pun saya nak try bekerja… cari duit…
Wani: wah, rajinnya… baguslah! Amin: hurm…
Amin: study macam mana?
Wani: ok je… new sem ni berat sket.. Jadual pack.
Amin: oic… Amin: takpe, study rajin2 ye..
Amin: hurm, dah lama nak tanya ni sebenarnya…
Amin: hurm…
Wani: apa dia? tanya la… sila2..
Amin: 1st of all sorry dulu ye… hurm, apa pendapat awak tentang kita sekarang?
Wani: erh… macam awak kata dalam email tu dulu yang kita ni kan ‘kawan’… tak lebih daripada tu… tp, special sket… tiada couple-couple mcm org lain… declare pun tak kan?
Wani: so, statusnya kawan je la…
Amin: hurm… Wani: erh, tak betul ke? Amin: hurm.. ni opinion je la – antara lelaki dan perempuan yg bukan mahram, tiada perhubungan yang lebih akrab melainkan hubungan suami isteri shj… yg lain2.. atas alasan aper skali pun ia tak patut diterima.. Aku tergamam seketika. Tertampar keras juga rasanya…
Wani: jadi…
Amin: saya rasa kita harus stop… stop untuk berpisah…
Amin: sbb……
Amin: sbb saya sedar yg semua ini adalah salah dan juga keliru…
Amin: benda ni akan buatkan hati ternodai… zina hati akan banyak berlaku…
Amin: walaupun kita jauh, tak call, tak jumpa dll, tapi hati tetap ber’zina’…
Amin: huh…
Amin: saya bercakap itu dan ini pada org ramai… tapi, dalam masa yang sama saya meyelindungi sesuatu yang tak sepatutnya saya buat…
Amin: kononnya Islamik…
Amin: saya rasa cara ni tak betul… kita sbnrnya yang dah menyarungkan benda yg tak baik ni dgn Islam… then, org nampak Islamik…
Amin: saya rasa takde beza pun kita dgn org lain yg duk ber’couple2’ nieh..
Amin: hurm…..
Amin: jadi, saya rasa kita harus berpisah…
Amin: demi menjaga diri…& sama-sama untuk kembali harungi hidup dalam redha Ilahi…
Amin: sorry… sorry byk2 untuk segala apa yang telah kita buat…
Amin: dan sorry juga sbb telah membawa awak ke jalan yang lupa pada-Nya…
Amin: andai ada jodoh, moga dipertemukan…
Astaghfirullahalazim… Aku beristighfar panjang. Ku kesat peluh di dahi… Air mata jahiliyah ku deras menitis membasahi meja. Sedikit terpercik pada keyboard laptop. Aku tak sangka perkara seperti ini akan terjadi sepantas ini. Ringkas, lembut, berhikmah serta points-nya yang jelas membuat aku tak dapat membantah dan berkata-kata. Sedih, pilu, kecewa, dan sesekali timbul rasa kesal pun ada. Tapi, semua itu tak bermakna lagi… Aku tak mampu lagi untuk menyambung perbualan tersebut. Ku pasrah dan terima sahaja keputusan yang dibuat oleh Amin itu. Di saat ini, hanya Allah yang bisa mendengar bisikan hati rapuh ini. Dialah juga tempat ku pohon keampunan atas segala kekeliruan yang telah aku timbulkan. Rupanya selama ini aku telah tertipu dengan bisikan musuh, mengikut jalan taghut, mencampurkan halal dan haram, serta mengandunkan yang Islam dan al-hawa… Cinta hakiki hanyalah pada Allah…
Tiba-tiba aku teringat hadis halawatul iman yang pernah dibincangkan oleh naqibah aku tak lama dahulu; pertama-tama sekali mestilah mencintai Allah dan RasulNya lebih daripada makhlukNya, kemudian mencintai seseorang itu hanya kerana Allah dan akhir sekali, mesti benci untuk kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dicampakkan dirinya ke dalam api neraka. Dengan demikian barulah dapat merasai kemanisan iman itu. Hanya Allah sahajalah yang layak memberi hidayah kepada sesiapa yang dikhendakiNya. Moga-moga Dia kuatkan dan teguhkan hatiku menghadapi dugaan ini dan moga-moga diringankan beban yang kupikul ini. Aku terus menjawab ringkas….
Wani: thanks & sorry too… saya terima… Alhamdulillah…
Wani: moga awak bahagia dan sukses selalu di sana. doakan saya juga.
Wani: wassalam. Signed out
Aku merasakan hubungan tiga tahun yang terbina itu memang salah pada dasarnya. Bagaimana mungkin ia dapat mewujudkan sebuah keluarga yang menjunjung Islam jika asasnya terbina melalui cara al-hawa? Ya, kami memang saling menasihati dan bertazkirah, saling mengejut Qiamulali, saling menghantar SMS ayat-ayat Quran serta hadis, tapi semua itu memang tak betul caranya… Aku sedar yang kami telah mempergunakan Islam untuk mencapai matlamat peribadi… Astaghfirullah.. Syukur pada Mu ya Allah kerana lekas mengembalikan ku pada jalan redha-Mu.“Sayang… Cepat turun ni. Nurul dah nak sampai.” Ops! Tersedar daripada lamunan kisah 15 tahun lepas itu tatkala mendengar sahutan suamiku, Muhammad Aqil untuk bersiap menyambut tetamu istimewa kami Nurul dan Amin. “Ya bang, Wani turun…”Alhamdulillah… Siap semuanya. Aku menutup lid laptopku dan bergegas turun ke bawah. Aku sudah bersedia untuk membentangkan ‘presentation’ kepada beliawan-beliawanis negara mengenai Cinta Remaja dalam program ‘Belia Negara 2057’ esok. Aku sangat bersyukur menjadi siapa diri aku sekarang ini dan aku mengharapkan belia-belia harapan negara dapat kembali kepada cara fitrah yang sebenar dalam menguruskan soal cinta

sumber:http://ismapenang.wordpress.com/